1. Identitas Cerpen
Judul
: Setagen
Pengarang
: Mayana Sulistyani
Tahun Terbit
: 2006
Penerbit
: Departemen Pendidikan Nasional
2.
Sinopsis
Dyah adalah putri bungsu satu-satunya dari sebuah keluarga
bangsawan di Yogyakarta. Meskipun umurnya masih muda, tetapi ibunya yang sangat
kental dengan peradaban jawa sudah menyuruhnya untuk mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang umum dilakukan sebagai putri dari keluarga bangsawan.
Semua hal yang dilakukan oleh Dyah diatur. Cara bersikap, dan cara berpakaian
Dyah harus selalu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ibunya. Segala sesuatu
yang dilakukan oleh Dyah selalu dilarang ibunya dengan alasan “Saru”. Meskipun
begitu, Dyah secara diam-diam tidak menyukainya. Meskipun Dyah adalah anak yang
sangat penurut, tapi diam-diam dia memiliki jiwa pemberontak dalam hatinya
meskipun hal tersebut tidak pernah ditunjukkannya pada ibunya. Dyah sering
berkhayal bermain bersama teman-teman yang hanya ada dalam ilusi semata. Karena
selama ini ibunya melarangnya bermain bersama anak-anak tetangga yang bukan
berasal dari keluarga keraton. Teman-temannya yang berasal dari buku-buku
cerita yang sering dibacanya membuat Dyah merasa bahagia dan sedikit terlepas
dari tekanan peraturan yang telah diterapkan oleh ibunya.
Salah satu peraturan yang paling dibenci oleh Dyah adalah
memakai setagen pada pakaiannya. Menurutnya memakai lilitan stagen pada
pinggangnya sangat mengganggu karena membuatnya susah untuk bernafas. Suatu
hari, Dyah disuruh oleh ibunya untuk menggantikan ibunya menerima tamu pada
sebuah acara arisan. Pada malam harinya, dengan rasa lelah Dyah beristirahat setelah
melepaskan setagen yang selalu melilit pinggangnya. Malam itu, Dyah membaca
buku Peter Pan. Segera saja, Dyah yang selalu merasa kesepian langsung
terhanyut dalam kisah petualangan Peter Pan di negeri Neverland, Peter
mengajaknya untuk pergi bersamanya ke negeri Neverland dengan cara berayun-ayun
di akar gantung pepohonan yang tiba-tiba muncul di dalam kamar Dyah. Tanpa Dyah
sadari, ternyata sulur pepohonan yang tiba-tiba muncul itu adalah setagennya
yang dililitkannya tanpa sadar di lampu kamarnya. Dan keesokan paginya, Kanjeng
Ibu dan Kanjeng Romo menemukan Dyah telah tewas akibat terjerat setagen yang
melilit lehernya.
3. Nilai
penilaian terhadap cerpen
Kelebihan Cerpen
Cerita
ini mengangkat latar belakang kehidupan modern yang masih kental dengan sisi
budaya jawa. Hal ini bagus untuk melestarikan kebudayaan Indonesia di kalangan
pembaca yang berusia muda. Selain itu, cerita ini juga menjelaskan arti
istilah-istilah jawa yang ada dalam cerita sehingga pembaca yang tidak mengerti
bahasanya bisa memahami maksud ceritanya.
Kekurangan
Cerpen
Cerita
ini memiliki akhir yang kurang bagus untuk ditiru oleh generasi muda, yakni
ketika tokoh utamanya , Dyah, bunuh diri dengan cara melilitkan setagen di
lehernya.
Baca juga kumpulan cerpen koran
Baca juga kumpulan cerpen koran
terimakasih
ReplyDelete