Rangkuman
Cerita dalam novel berjudul ‘Liontin Sakura Patah’ karya Maria Matildis Banda ini menceritakan seorang laki-laki asal Jepang bernama Kayo yang berkeliling Indonesia. Tujuannya berkeliling Indonesia bukanlah untuk berjalan-jalan, tugas yang diemban dari neneknya adalah mencari jejak peninggalan kakeknya yang diyakininya terakhir berada di Indonesia. Kayo sendiri yakin bahwa kakeknya ada di salah satu tempat di Indonesia, hanya dengan berbekal intuisi. Sudah sepuluh tahun Kayo bekerja di Indonesia, dan di berbagai provinsi. Hingga akhirnya Kayo bertemu dengan Rosalia, perempuan asal Flores, Nusa Tenggara Barat yang bekerja sebagai pengajar di Denpasar, Bali. Rosalia memakai kalung liontin sakura yang mirip dengan liontin milik nenek Kayo.
Namun Rosalia menolak jika liontin itu milik kakek Kayo. Mereka berdua yang sudah kenal lama, hingga mereka berpacaran. Namun Rosalia tidak menyukai sikap Kayo yang terlalu meuruti kata hatinya untuk menemui keberadaan kakeknya yang dulu adalah prajurit Jepang pada jaman peperangan.
Namun Rosalia menolak jika liontin itu milik kakek Kayo. Mereka berdua yang sudah kenal lama, hingga mereka berpacaran. Namun Rosalia tidak menyukai sikap Kayo yang terlalu meuruti kata hatinya untuk menemui keberadaan kakeknya yang dulu adalah prajurit Jepang pada jaman peperangan.
Suatu ketika Rosalia pulang ke Flores untuk menghadiri upacara kematian yang tidak wajar, mata golo. Saat itulah Rosalia diberitahu oleh neneknya tentang hubungannya dengan kakek Kayo dengan tempat asal Ros. Rosalia akhirnya sadar bahwa liontin emas yang dipakainya adalah milik kakek Kayo yang dibunuh oleh kakek Rosalia di jembatan desa. Begitu pula dengan apa yang Rosalia ragukan tentang Kayo selama ini benar, kakeknya terakhir berada di Indonesia.
Alur
Alur yang digunakan dalam novel ‘Liontin Sakura Patah’ adalah campuran. Alur maju dan maju mundur dicampur menjadi satu di dalam cerita. Itu terlihat dalam cerita yang mengisahkan kembali bagaimana awalnya Rosalia dan Kayo saling bertemu. Kisah dikilas balik agar pembaca tahu bagaimana bisa awalnya mereka bertemu, yang notabene Kayo adalah orang Jepang. Bagaimana diceritakan kembali saat peristiwa jatuhnya David saat menunggani kuda. Bagaimana nenek Ros menceritakan tentang liontin sakura itu. Cerita novel ini berhubungan erat dengan masa peperangan dulu, jadi alur mundur terdapat sangat erat terdapat dalam cerita.
Tokoh/Penokohan
Tokoh dalam cerita novel ini terdiri dari;
Rosalia : Rosalia sebagai tokoh utama dalam cerita. Bagaimana ia banyak diceritakan. Karakter dari Rosalia ini sendiri adalah perempuan yang sedikit temperamental dan otoriter. Di dalam cerita, Rosalia orangnya agak keras kepala. Ia jatuh cinta pada seorang Kayo, pemuda Jepang yang menjadi pengajar di salah satu perguruan di Bali.
Kayo : Seorang pemuda asal Jepang yang sudah tinggal di Indoesia selama sepuluh tahun. Dia berprofesi sebagai pengajar Bahasa Jepang untuk pelajar Indonesia di perguruan yang sama dengan Rosalia. Sifat Kayo agak sedikit kaku namun memiliki intuisi yang kuat. Dia tidak memperdulikan apa kata-kata orang termasuk Rosalia, tentang apakah Ia akan dapat menemukan dimana kuburan kakeknya, karena dianggap mustahil
Alit : Alit adalah iparnya Rosalia. Istri dari David. Perempuan yang senantiasa menemani dan memberi saran, nasehat kepada Rosalia. Alit orangnya baik dan selalu mengikuti kemana Ros pergi. dia tidak pernah menghalangi apa niatan dari Rosalia.
Juga ada beberapa tokoh lainnya yang tidak terlalu dijelaskan detil karakternya; Gus De, nenek Rosalia, Ambros, Aurelia, Johan
Latar
Latar yang dipakai dalam cerita ini mengambil tempat di dua provinsi, Bali dan Flores. Dimana awal cerita ada di Denpasar, Bali. Rosalia tinggal di Bali, begitupun juga dengan Kayo. Dimana mereka berdua berprofesi sebagai pengajar. Saat Rosalia menghadiri upacara ngaben. Dimana ngaben ini sendiri adalah salah satu tradisi kebudayaan di Bali.
Saat Ros pulang ke Flores ia menghadiri upacara mata golo. Prosesi untuk kematian yanng tidak wajar. Latar di dalam cerita itu menunjukan kebudayaan dari masing-masing dareah itu sendiri. Jadi tradisi dalam latar itu ada dan menjadi salah satu pembentuk kuat dalam cerita. Selain itu ada latar yang lebih spesifik, seperti di kampus, Manguwela, Bajawa, dan di Jembatan.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang dipakai di dalam cerita novel ini adalah sudut pandang orang ketiga. Dimana pengarang menggunakan tokoh “dia-an”. Tokoh di dalam cerita dimainkan dengan karakternya masing-masing, pengarang membuat setiap tokoh hidup dengan dialog-dialog yang kental. Juga diselipkan beberapa bahasa daerah setempat.
Kesan
Kesan saya setelah membaca novel ‘Liontin Sakura Patah’ yang terdapat adalah unsur emosinya yang kuat. Dimana setiap tokoh memiliki pembawaan sifat masing-masing, dan itu keluar di dalam cerita. Bagaimana perasaan tokoh Rosalia yang sedikit keras kepala itu membuat pembaca seperti gregetan. Dengan ketidakpercayaan Rosalia sebelumnya. Serta dalam latar cerita juga dijelaskan bagaimana memunculkan kebiasaan adat istiadat di daerah itu sendiri. Seperti di Bali ada yang namanya prosesi ngaben. Kegiatan membakar jenazah. Sementara di Flores, ada kegiatan yang namanya mata golo.
Itu sebagian rangkuman singkat bila ingin menambahkan silahkan.
0 komentar:
Post a Comment