Saturday 26 December 2015

Menjadi Fans Manchester United Itu Adalah Hal yang Luar Biasa!

Pertama-tama, saya ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas perhatian dan waktu anda untuk membaca tulisan ini. Di sini saya tidak menyinggung pihak manapun dan tulisan ini adalah sebagai bentuk apresiasi saya. Baik dan buruknya isi tulisan ini saya serahkan kepada pembaca yang budiman.

Siapa yang tidak tahu dengan salah satu klub sepak bola elit di dunia, Manchester United. Ya, kesebelasan asal Inggris ini adalah salah satu klub yang memilik basis pendukung yang luar biasa di dunia. Terhitung per tanggal 27 Desember 2015, fanpage resmi The Red Devils ini sudah mendapatkan 67.414.164 like dari pengguna Facebook. Salah satu angka tertinggi untuk kategori klub sepak bola.


Pada dekade 2000-an, Manchester United begitu populer. Tidak sulit mencari baik di televisi maupun surat kabar tentang klub yang berdiri pada tahun 1878. Prestasi MU jangan ditanya lagi, pengoleksi gelar terbanyak Liga Inggris ada di genggaman Si Setan Merah dengan distribusi 20 titel. Di pentas Eropa pun United sanggup merengkuh tiga gelar prestisius Liga Champions Eropa. Tim Inggris terbanyak kedua setelah Liverpool. Selebihnya bisa dicek di Wikipedia terkait prestasi tim penghuni Theatre of Dreams, Old Trafford.

Pada intinya, tidak ada yang meragukan tim sekaliber Manchester United. Orang-orang pada generasi emas saat ini pun kebanyakan adalah pendukung United. Mereka adalah saksi sejarah secara eksklusif sepak terjang kala diasuh oleh manajer Sir Alex Ferguson. Dari prestasi di era 2000, di sanalah MU mampu menggaet banyak pendukung, yang di mana FC Barcelona belum superior seperti sekarang. Berita tentang Manchester United termpampang di mana-mana. Media begitu lihai mengolah cerita dari sisi dalam maupun luar tentang klub dengan logo setan ini. Hal itu ditambah pula dengan media Inggris yang memang getol di kala memuji ataupun mengkritik.


Lain dulu lain sekarang. Saat ini adalah penghujung 2015. Tahun di mana masa jaya dan masa keemasan United mulai redup. Lebih tepatnya kala pergantian rezim kepelatihan Sir Alex Ferguson yang digantikan oleh David Moyes pada musim 2012/2013. Sir Alex yang memutuskan pensiun dari sepak bola memberikan mandat yang sangat besar kepada Moyes, pelatih yang memiliki prestasi lumayan bersama Everton. Fergie adalah Bapak dari Manchester United. Selama 26 tahun United dibawa ke puncak prestasi. Saat dilatih oleh Moyes-lah, MU mulai goyah. 

United yang notabene adalah juara bertahan musim 2012/13, justru hanya mampu bercokol di peringkat tujuh klasemen di akhir musim 2013/14. Kritikan pun jelas tak bisa dihindari. Baik tim, pelatih, dan fans menjadi bulan-bulanan kritik. Berbagai bentuk serangan verbal maupun non-verbal kerap menjadi santapan yang tidak biasa.

Tidak puas dengan kinerja Moyes, pihak klub pun bertindak cepat dengan menunjuk Louis van Gaal sebagai mentor anak didik yang mulai lesu. Penunjukkan van Gaal dinilai ampuh untuk membangkitkan United yang kala itu terpuruk. Selain itu juga prestasi  LvG membawa Belanda finis di peringkat ketiga Piala Dunia 2014 di Brazil adalah salah satu alasannya. Alhasil, van Gaal mampu mengangkat tim dengan berada di peringkat keempat di akhir musim 2014/2015. United kembali berlaga di kompetisi benua biru. Harapan itu muncul kembali, senyum para fans kembali sumringah. Dan mereka yakin, van Gaal akan membawa MU ke jalur kemenangan, atau bahkan sampai juara.

Seperti sedang sakit, yang namanya kambuh bisa datang kapan saja. Manchester United, yang digadang-gadang membumbung kembali justru harus menelan pila pahit. Setengah jalan di musim 2015/16, MU tidak konsisten, dan yang paling buruk adalah mereka harus turun level di kancah Eropa. Di mana MU tersingkir dari Liga Champions, dan harus bermain di babak gugur Europa League.

Horison harapan fans MU kembali naik turun. Asa fans semenjak kepergian Sir Alex mengalami fluktuasi. Mereka yang dulu nyaman di pucuk, kini harus mulai membiasakan diri terkena cipratan kekesalan maupun olok-olokan yang ditujukan pada mereka. Tak ayal, bagi glory hunter, mendukung United bukan tempatnya lagi. Tak sedikit dari mereka mulai beralih untuk mendukung klub lain. Ketimbang menjadi sasaran empuk saat tim mengalami kekalahan dan kegagalan. Mereka sudah gerah dengan makian, olokan, terutama di media sosial. Saya sendiri hampir setiap saat melihat dalam bentuk meme jenis olokan terhadap fans MU.

Ya, bagaimanapun penilaian terhadap Manchester United. Apapun respon terhadap Setan Merah. Baik positif maupun negatif. Adalah secara tidak langsung mereka masih menaruh perhatian kepada Wayne Rooney dkk. Baik fans, ataupun haters adalah bagian yang tidak terlepaskan dari rasa suka maupun tidak suka. Mungkin dengan mencaci adalah cara terbaik mereka mendukung tim kala terpuruk. Tetaplah menjadi pendukung Manchester United. Karena, fans MU adalah hebat. Mereka sudah tahan banting akan cercaan. Tak ubahnya seperti pendukung AC Milan, Liverpool, ataupun (isi sendiri).

Sekali lagi, tulisan ini tidak untuk menyinggung pihak manapun. Entah tulisan ini mengena atau tidak. Saya tetap mengapresiasi mereka, dalam konteks ini adalah pendukung Manchester United. 





(gambar via Google)

0 komentar:

Post a Comment